Rabu, 19 November 2008

Setiap anak dilahirkan berbeda

Setiap anak yang dilahirkan orangtuanya ke dunia ini pasti berbeda-beda. Bukan cuma fisik, tapi seluruh elemen yang menyertainya. Termasuk, gaya belajarnya kelak. Tetapi dunia (baca:guru/orangtua) tidak menyadarinya. Ini dibuktikan dengan pendidikan yang diseragamkan. Pernah dengar seorang praktisi pendidikan yang melakukan test sederhana di seluruh Indonesia? beliau bertanya kepada setiap peserta latihan yanng mengikuti acaranya. Ketika sekolah SD dulu, waktu pelajaran menggambar,apa yang mereka gambar? Hampir setiap peserta menjawab sama: Dua gunung, tengahnya ada matahari, sawah dan di tengah sawah ada jalan. Jawaban dari semua peserta, yang notabene berbeda (latar belakang, lingkungan dan keseharian) tetapi karena penyeragaman pola didik yang selalu menekankan calistung, sama. Makanya tidak salah jika kita sebut imajinasinya hanya sebatas gunung (bukan setinggi gunung).

2 komentar:

MONOKROM mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
MONOKROM mengatakan...

Penyeragaman kurikulum secara tidak langsung dapat menghambat daya kreativitas, sehingga anak tidak memiliki kebebasan untuk mengekspresikan keinginannya dan menentukan pilihan yang sesuai dengan minatnya. Alangkah baiknya kalau sejak kecil anak diberi kebebasan menggambar apapun kesukaanya, dengan begitu dalam satu kelas bisa menghasilkan hasil karya anak yang bervariasi. Saya sangat setuju dengan kalimat yang ada pada blog anda “tidak salah jika kita sebut imajinasinya hanya sebatas gunung (bukan setinggi gunung”).