Jumat, 05 November 2010

Fase kehidupan menurut tembang Jawa

Apa kabar pembaca? Lama tak jumpe…(upin Ipin mode on). Maaf karena kesibukan yang dibuat-buat, blog ini lama sekali terbengkalai. Rasanya berdosa sekali membiarkan diri ini tak bergerak apapun demi terwujudnya cita-cita Indonesia yang kuat dari keluarga.

Kali ini saya akan mengajak pembaca untuk menengok ajaran sesepuh melalui tembang. Tembang Jawa (macapat) ini ternyata mengandung filosofi yang teramat dalam. Ada sebelas tembang yang selama ini kita kenal yang merupakan fase-fase dalam kehidupan kita.

1. Maskumambang 

- Fase ketika manusia masih dalam alam ruh (baca : masing mengambang dalam rahim) 

2. Mijil

- ketika manusia mijil, mbrojol atau lahir kedunia

3. Sinom

- Fase ketika manusia sangat muda (enom). Ibarat kertas putih yang siap untuk digambar apapun. Masa ini adalah masa bermain dan bermain kira-kira umur 0-10 tahun. Fase terpenting dalam kehidupan seorang anak manusia.

4. Kinanti
- Fase seseorang yang memerlukan tuntunan (dari kata kanti, gandeng) kira-kira disinilah fase seorang anak membutuhkan tuntunan dan tauladan dari kita untuk menghadapi masa depannya kelak.

5. Asmaradhana

- Fase seseorang dikala memasuku akil baligh. Masa Puber, mulai jatuh cinta dan tertarik pada lawan jenis.

6. Gambuh

- Fase dimana seseorang merasa jumbuh/cocok dengan orang yang dicintainya kemudian memutuskan untuk menikah dan menjalani kehiduan bersama-sama.

7. Dhandhanggula

- Fase mapan (cukup sandang, pangan, papan dan sejahtera)

8. Durma

-Fase kemakmuran dengan mulai nandur derma / menanam kebaikan, shodaqoh, jadi orang tua asuh, membuat sekolah gratis dan lain-lain sebagi bentuk tanggung jawab social atas keberhasilan hidup.

 9. Pangkur

- Fase dimana manusia sudah mulai mungkur/membelakangi dunia (porsi dunia sudah mulai dikurangi, lebih banyak beribadah dan mencari bekal akhirat)

10. Megatruh

- Fase ini adalah fase yang pasti dilalui semua makhluk hidup. Yaitu fase pegatnya ruh. Putusnya roh dari badan kasar kita. Fase kematian.

11. Pucung

- Inilah Fase terakhir kita menjalani kehidupan di dunia. Tubuh kita akan di pocong (dibungkus kain kafan) kemudian dikuburkan. Yang berarti tugas kita di dunia sudah tamat.

Terlepas dari apakah kita semua mengalami semua fase itu, yang penting adalah tugas kita sebagai orangtua untuk mempersiapkan anak-anak kita menjalani fase-fase itu dengan gemilang. Mempersiapkan dan mengantar. Menggandeng, bukan memaksa, menunjukkan kea rah cerah. Salam perubahan…“Latarkabunna Thobaqon An Thobaq”, “Sungguh kamu akan menjalani fase demi fase kehidupan”

: Dari berbagai sumber….


Tidak ada komentar: